Ngopi, makan, mantai. Repeat 👌
Dulu saya mengira Propinsi Bangka dan Belitung adalah 1 propinsi, ternyata tidak Bunds, ada laut yang harus diseberangi diantaranya. Jadi ketika memutuskan main ke Belitung untuk pertama kalinya saya sekalian lanjut ke Bangka. Ibaratnya sekali dayung, 2, 3 pulau terlampaui. Pada kenyataannya, memang ada 3 pulau yang saya sambangi, Pulau Belitung, Pulau Lengkuas, dan Pulau Bangka.

Belitung menjadi tujuan pertama saya. Bersama partner traveling saya, kami memutuskan sewa motor di Belitung. Tentu saja bukan saya yang nyetir donksss! Di Belitung saya dapet harga sekitar 75-80 ribu per hari untuk sewa motor bebek dan dianter langsung ke Bandara (harga sekarang mungkin udah gak segitu ya). Sempet deg-deg an karena kami berdua gak ada yang punya SIM, ternyata boleh hanya ninggalin KTP aja. Tapi jadi perkara ketika di tengah perjalanan ada razia, kami harus berhenti sejauh mungkin dan nunggu ampe polisinya kelarrr meriksaaa. Rempongggg sodara-sodaraaa 🤪 Mohon jangan ditiru yaks 😦

Apa si yang dicari dari 2 pulau ini? Kalo dari yang saya dengar selama ini, pantai-pantai disini masih cantik dan bersih, tapi ternyata setelah sampai tidak sekadar pantai yang menarik hati saya tapi juga kelezatan kuliner dan tentu saja kopi dan tempat ngopinya, sempurna! Nah, berikut ini beberapa list tempat yang saya kunjungi selama di Belitung dan Bangka siapa tau bisa jadi referensi, cuss!
Hari 1
- Museum Kata Andrea Hirata : Tempat pertama yang kami tuju setiba di Belitung adalah Museum Kata Andrea Hirata yang berlokasi di Belitung Timur. Bukan rahasia jika Belitung dikenal sebagai Negeri Laskar Pelangi menyusul kesuksesan Novel karya Andrea Hirata yang belakangan juga difilmkan (walaupun saya ga baca dan ga nonton filmnya hehe). Untuk masuk museum ini saya hanya perlu membeli 1 novel Andrea Hirata seharga 50 ribu. Berbagai macam quotes dari sang penulis dan juga potongan kisah serta dokumentasi film Laskar Pelangi memenuhi tempat ini. Yang pasti tempat ini sangat full colour, cantik dan penuh inspirasi.
- Warkop ATET Manggar-Beltim : Salahsatu warkop tertua di Belitung Timur, berdiri sejak 1949. Bangunannya sederhana, yang belakangan saya sadari jika tempat-tempat ngopi di sini walau tempatnya biasa saja tapi rasa kopinya luar biasa. Jangan lupa pesan kopi susu Manggar dan bawa satu kopi bubuk untuk dibawa pulang!
- Pantai Tanjung Pendam : Pantai ini sudah masuk wilayah Tanjung Pandan bahkan lokasinya gak jauh dari pusat keramaian propinsi Belitung. Sunset disini juga cukup jelas jika cuaca gak mendung. Boleh disambangi sambil menikmati senja hari jika kamu baru saja tiba disini. Kebetulan hotel yang saya pilih lokasinya tepat di tepi pantai ini. Namanya Hotel Harlika, yang saya dapat dengan harga sangat murah sekitar 150 ribu per malam tapi tentu fasilitas sangat terbatas dan bangunan yang cukup tua. Tapi disekitar banyak hotel lain dengan fasilitas yang lebih lengkap kok, cuma gak masuk budget aja, wkwkwk.
- Mie Belitung Atep : Salahsatu kuliner wajib jika kamu ke sana nih. Tempat ini menjual mie rebus tradisional asli Belitung sejak 1973. Letaknya di pusat kota. Kuahnya kental dan gurih, mie nya juga lembut. Jangan lupa pesen es jeruk kunci sebagai pasangannya. Duh, Juara! Jadi inget dan kepingin daahhhh 😔
Hari 2
- Waroeng Kopi Ake : Bangun tidur di hari kedua kami di Belitung yang kami cari pertama kali adalah, warung kopi! Dari hotel berjalan kaki sekitar 1 km, kami menemukan tempat ini yang lokasinya dekat dengan Mie Belitung Atep. Sepertinya tempat-tempat menyenangkan ini memang lokasinya di pusat kota sehingga mudah ditemukan. Pertama kali melihat tempat ini saya terpesona. Betapa nyaman rasanya pagi-pagi nongkrong di warung kopi macam ini. Seperti biasa, saya pesan kopi susu dan semacam nasi uduk (lupa namanya) untuk sarapan. Selain kopinya yang lezat, tentu saja yang menyenangkan adalah suasananya dimana tiap orang menyempatkan datang sarapan dengan keluarga dan saling menyapa.
- Danau Kaolin Belitung : Awalnya saya mengira ini benar-benar sebuah danau dengan air berwarna biru. Siapa sangka ini adalah lokasi bekas tambang timah yang dibiarkan begitu saja 😦 Di tempat ini tidak ada pintu loket, jadi jika mau melihat dan sekadar berfoto bisa dari samping-sampingnya asal tidak melewati pagar pembatas.
- Rumah Makan Belitong Timpo Duluk : Sesuai dengan namanya, memang pas masuk kesini suasana yang terasa seperti tempo dulu. Kalo mampir jangan lupa pesan Dulang Set yang merupakan budaya makan bersama yang disajikan di dalam wadah bernama “Dulang” untuk mempererat tali silaturahmi antar kerabat, keluarga, maupun tamu kehormatan yang disajikan sesuai adat istiadat masyarakat Belitung. Set menu terdiri dari berbagai makanan khas Belitung yaitu Gangan ikan/ Gangan darat, Ayam Ketumbar, Sate ikan, Oseng-oseng, lalapan dan sambal serai dengan harga 135 ribu untuk paket 2 orang.
- Kong Djie Coffee : Pagi udah ngopi, abis makan siang ngopi lagi? Why notttt 😅 Baru dihari kedua kami sempat mendatangi salahsatu ikon dari Belitung, kopi Kong Djie yang telah berdiri sejak 1943. Menurut saya kopinya tidak beda dari warung kopi lainnya di daerah ini. Sama-sama enak. Di Depok pernah ada yang mendirikan warung Kopi Kong Djie, tapi saya sekali datang saja dan tidak pernah kesana lagi. Menurut saya memang rasanya jauh berbeda. Dengan kesederhanaan tempat dan juga cara penyajian serta cara memasak kopi dengan tungku yang membuat rasa kopi di sini lebih mantul gitu istilahnya! Gak boleh terlewat ya yang satu ini!
- Pantai Tanjung Tinggi : Beranjak sore kami bergerak menuju Utara, menuju kawasan Pantai Tanjung Tinggi yang berjarak sekitar 40 menit dari Tanjung Pandan. Di sekitar area Pantai Tanjung Tinggi sudah banyak hotel mevvah dibangun dengan akses pantai pribadi. Apa saya nginep di salahsatunya? Tentu tidaks donkkk 😦 Bahkan kami ga masuk ke pantai dengan akses berbayar. Sepanjang jalan raya adalah tepi pantai yang masih 1 gugusan dan kami berhenti di pinggir untuk kemudian menikmati pantainya. Pasirnya putih bersih dan pantainya juga masih bersihhh.
- Bukit Berahu Resto : Menjelang sore kami memutuskan ingin menikmati senja di Bukit Berahu Resto yang merupakan Resto untuk umum juga hotel. Beruntungnya kami menyempatkan diri kesini karena pisang gorengnya sungguh enak sekali! Bukit Berahu juga punya akses langsung ke pantai ke arah bawah dan bisa menjadi spot untuk menikmati sunset. Kami gak nginep sini karena tidaks masuk budget. Saya justru memilih Sakinah Homestay yang saya dapat dari Air BnB dan berlokasi tidak jauh dari Bukit Berahu.
Satu hal, waktu itu jalanan yang kami lewati masih cukup sepi. Saya ingat beberapa kali harus isi bensin di rumah-rumah pinggir jalan yang jualan bensin. Jadi sering-sering cek indikator bensin ya, ngeri keabisan dan jauh dari keramaian 😦
Hari 3
- Pantai Tanjung Kelayang : Pantai ini adalah titik keberangkatan menuju Pulau Lengkuas. Sehari sebelumnya saya udah sempat mampir ke pantai ini untuk cari tau terkait penyeberangan ke Pulau Lengkuas. Kami berhasil mendapatkan nelayan yang mau mengantarkan kami PP ke Pulau Lengkuas dengan biaya sewa perahu 600 ribu! Heu heu, ya kalo pergi berdua emang gitu resikonya, biaya patungannya jadi mahal per orang karena sebenarnya kapalnya cukup besar untuk menampung beberapa orang. Tapi karena sudah disini, masa iya ga jalan, ya kan, ya kan ?
- Pulau Lengkuas : Siapa yang ga tau tempat ini dengan mercusuarnya yang ikonik? Menempuh perjalanan yang cukup lamaaaaa bagi saya dicampur dengan drama mabok laut pake muntah segala, rasanya begitu lega ketika bisa tiba di Pulau ini. Tapi memang rasa terombang ambing di atas kapalnya sangat terasa, apa karena muatannya hanya ber-3? 😭 Dominasi batu-batu besar layaknya yang sering saya liat dari postingan jalan-jalan ke Belitung mulai saya liat di tempat ini. Mercusuar berdiri tegak dengan tampilan luar yang cukup baik walaupun mercusuar ini telah didirikan sejak 1882 oleh pemerintah kolonial Belanda. Kami juga menyempatkan diri menyusuri semacam hutan kecil untuk menemukan lagoon-lagoon yang tersembunyi.
- Pulau Kelayang : Pulau ini memang dikhususkan bagi pengunjung yang mau makan siang. Tapi paketnya tidak termasuk biaya sewa perahu di awal ya. Jadi kamu harus merogoh kocek lagi untuk makan siang ditempat ini. Menunya tentu saja ikan-ikanan atau komoditas seafood lainnya dengan harga yang menurut saya, lumayannn mahall 😦 Sebelum menuju pulau ini dari Pulau Lengkuas, nelayan yang mengantar kami membawa kami ke beberapa spot untuk snorkeling dan membebaskan kami untuk snorkeling sepuasnya. Memang benar, keindahan bawah lautnya masih mudah dinikmati karena lautnya masih jernih. Kalian juga ga boleh melewatkan yang 1 ini yaa!
- Desa Nelayan Tanjung Binga : Ketika kami kembali ke pantai hari belum terlalu sore. Jadi saya mencari spot lain untuk menikmati senja. Kami menemukan sebuah dermaga beton di Desa Nelayan Tanjung Binga dimana kami bisa duduk berdiam sambil menunggu datangnya senja walau tidak begitu sempurna karena cuacanya yang mendung.
Well, setelah menyunset, kami kembali ke daerah Tanjung Pandan. Hotel terakhir tempat kami menginap adalah sebuah kos-kosan bernama Penginapan Kost Belitung Melambai dengan harga 88 ribu/ malam, irit atau pelit sih? wkwkwkw. Esoknya kami bersiap untuk menuju Pulau Bangka dengan Kapal Cepat Express Bahari.
Ada apa aja si di Bangka? Tunggu menu-menu selanjutnya yaaa 👏

























































